Mengenal Perbedaan Divisi Fungi dalam Kajian Ilmu Mikologi

Kata Jamur berasal dari kata latin yakni fungsi jamur (fungi) bereproduksi secara aseksual yang begitu menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada zigospora, askospora dan basidiospora.

Perbedaan divisi fungi dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut mikologi. Cabang ilmu ini sendiri memang fokus kepada kajian mengenai fungi atau cendawan, meliputi taksonomi, fisiologi, bioteknologi, juga budidaya jamur.

Fungi atau jamur sendiri merupakan organisme yang masuk dalam golongan heterotrof karena memiliki sifat seperti hewan. Cendawan tidak memiliki klorifil sehingga menghasilkan makanannya sendiri tanpa melakukan fotosintesis seperti tumbuhan pada umumnya.

Mengenal Perbedaan Divisi Fungi Berikut

Fungi memiliki struktur tubuh dan cara reproduksi yang beragam sehingga diklasifikasikan menjadi 4 divisi. Berikut adalah perbedaan divisi fungi dan penjelasan lengkapnya sesuai kajian ilmu mikologi.

  1. Zygomycota

    Zygomycota juga biasa disebut dengan the coenocytic true fungi, jenis yang paling terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam roti atau Rhizopus sp. Zygomycota memiliki anggota yang sebagian besar berhabitat darat dan kebayakan hidup sebagai saprofit. Tubuh cendawan pada kelompok ini memiliki sel banyak, berbentu benang (hifa) tidak bersekat dan tidak menghasilkan spora berflagella. Reproduksi jamur dalam kelompok Zygomycota dapat terjadi secara aseksual maupun seksual.

    Perbedaan divisi fungi Zygomycota pada reproduksi seksual akan menghasilkan zigospora, sedangkan aseksual dengan perkecambahan spora. Spora tersimpan dalam sporangium dan akan pecah ketika sporanya matang dan tumbuh menjadi hifa baru. Beberapa jenis Zygomycota cukup mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari selain Rhizopus sp. Salah satu contoh perbedaan divisi fungi ini adalah Rhizopus nigricans, merupakan jamur yang bisa menghasilkan asam fumarat.

    Selanjutnya ada Rhizopus stolonifer, yaitu fungi seperti benang berwarna putih dengan rizoid dan stolon, merupakan saprofit pada pembuatan tempe. Sedang Mucor Mucedo merupakan saprofit yang sering dijumpai pada roti, sisa makanan, juga kotoran ternak.

  2. Ascomycota

    Perbedaan divisi fungi selanjutnya adalah ascomycota atau disebut juga the sac fungi. Cendawan pada kelompok ini memiliki reproduksi seksual dengan membuat askospora dalam askus atau kantung atau pundi-pundi (ascus = sac). Askus sendiri merupakan sporangium yang menghasilkan askospora, beberapa mengelompok membentuk tubuh buah disebut askorkarp atau askoma. Bentuk askomata cukup beragam, bisa berbentuk mangkok, botol, maupun balon.

    Jika mengkaji perbedaan divisi fungi, dapat diketahui bahwa hifa Ascomycotina umumnya monokariotik atau memiliki inti tunggal. Sedangkan sel-selnya terpisah oleh septa sederhana, sehingga askus menjadi struktur umum anggota divisi ini. Sementara itu tubuh jamur bisa uniseluler atau multiseluler, biasa hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa di antaranya juga melakukan simbiosis dengan makhluk hidup seperti ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu kemudian membentuk lumut kerak.

    Siklus hidup Ascomycotina bermula dari askospora yang kemudian tumbuh menjadi hifa bercabang-cabang. Selanjutnya, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa akan melakukan diferensiasi menjadi Askogonium dengan ukuran lebih besar dari hifa biasa. Sementara ujung hifa lain akan membentuk Anteridium yang berdekatan dengan Askogonium, keduanya memiliki sejumlah inti haploid. Beberapa contoh jamur Ascomycotina seperti Saccharomyces cerevisiae dan Penicillium spp.

    Saccharomyces cerevisiae pada kajian perbedaan divisi fungi merupakan jamur mikroskopis bersel tinggal dan tidak punya badan buah, biasa disebut ragi, khamir, atau yeast. Cendawan ini bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam proses pembuatan makanan. Sedangkan Penicillium spp merupakan saprofit pada subtrat yang mengandung banyak gula seperti nasi, roti, maupun buah ranum. Jenis jamur ini dapat dimanfaatkan manusia untuk memberikan citarasa atau mengharumkan keju.

  3. Basidmycota

    Pada kajian perbedaan divisi fungi, Basdimycota memiliki jumlah anggota sekitar 25.000 spesies. Jamur pada anggota divisi ini sendiri cukup mudah dikenali karena memiliki tubuh buah seperti payung. Beberapa cendawan pada divisi Basdimycota ini dapat dikonsumsi oleh manusia dan memiliki kandungan baik untuk tubuh. Beberapa contohnya adalah Volvariella volvacea atau jamur merang, Boletus edulis, dan Cortinellus shiitake atau jamur shiitake.

    Sementara itu, ada juga beberapa fungi dari kelompok Basdimycota yang beracun sehingga berbahaya jika dikonsumsi manusia seperti Amanita phalloides dan Amanita virosa. Ciri jamur beracun memiliki warna mencolok, bau tidak sedap, juga bintik mencolok di sekitar tudung. Tidak hanya berbahaya untuk manusia saja, beberapa jenis Basdimycota juga dapat membahayakan tumbuhan. Sebab kehadiran beberapa jenis jamur dari divisi ini dapat menyebabkan kematian tanaman ladang.

  4. Deuteromycota

    Kajian perbedaan divisi fungi terakhir adalah Deuteromycota yang memiliki siklus hidup dengan reproduksi aseksual. Reproduksi pada jenis cendawan ini akan menghasilkan konidia atau hifa khusus yang disebut konidiofor. Jamur ini memiliki sifat saprofit pada banyak jenis materi organik, merupakan parasit pada tumbuhan tingkat tinggi dan merusak tanaman budidaya. Tidak hanya itu saja, jamurnya juga menjadi penyakit pada manusia yaitu dermatomikosis (panu dan kurap).

    Cendawan jenis Deuteromycota seperti Monilia biasa tumbuh dari sisa roti maupun sisa makanan Meski demikian, beberapa jenis jamurnya dapat dikonsumsi manusia, salah satunya jamur oncom dari bungkil kacang. Jamur merupakan salah satu organisme yang berada di sekitar manusia, baik hidup sebagai parasit maupun bermanfaat dalam kehidupan. Jamur dikaji dalam perbedaan divisi fungi, terbagi menjadi 4 berdasarkan siklus hidup dan cara reproduksinya.

Back To Top