Aggar adalah salah satu cabang olahraga bela diri yang diperkenalkan pertama kali oleh Jerman dan memiliki pakaian serta pedang yang khas. Di Indonesia, anggar memang tidak sepopuler bulutangkis atau sepak bola. Namun bukan berarti anggar tidak menarik.
Anggar sendiri termasuk olahraga yang sudah lama ada bahkan sejak abad ke 14. Lalu, apa itu anggar, bagaimana sejarahnya dan seperti apa aturan permainannya? Berikut ulasan lengkapnya.
Mengenal Apa Itu Olahraga Anggar
Secara bahasa, anggar berasal dari bahasa Perancis yaitu en garde yang memiliki arti bersiap. Kata en garde digunakan untuk memberikan aba aba bersiap kepada pemain sebelum pertarungan anggar dimulai.
Anggar merupakan seni beladiri berupa pertarungan pedang yang dilakukan di atas lintasan khusus yang memiliki panjang 14 meter dan lebar 1,5 meter. Pemain yang bertarung dalam anggar menggunakan pakaian pelindung dan pedang yang disebut dengan epee.
Pertarungan anggar dilakukan dengan menusukkan, memotong dan menangkis serangan lawan. Permainan ini sangat memerlukan keterampilan dalam menggunakan kelincahan tangan.
Sejarah Olahraga Anggar
Anggar pertama kali diperkenalkan oleh Jerman pada abad ke 14. Pada mulanya, anggar dilakukan dengan memakai pedang sungguhan dan pemain tidak memakai pelindung apapun. Sehingga pemain yang kalah adalah pemain yang terbunuh.
Kemudian, salah satu kapten yang merupakan bangsawan Spanyol mulai memainkan anggar dengan memakai pelindung tangan. Setelah itu, dilakukan juga modifikasi dengan mengganti pedang sungguhan menjadi pedang yang berukuran lebih kecil.
Pada abad berikutnya, banyak sekali sekolah di Eropa yang tertarik untuk mempelajari anggar sehingga pada abad ke 16, angar diresmikan menjadi salah satu cabang olahraga. Sesudah diresmikan muncul peraturan resmi pertarungan anggar.
Anggar pada masa itu hanya dimainkan oleh para bangsawan dan menjadi pertarungan duel antar negara. Saat memasuki abad berikutnya, dilakukan berbagai modifikasi pada alat dan peraturan anggar seperti ukuran pedang yang lebih pendek dan penggunaan masker pelindung.
Pada tahun 1896, anggar resmi dipertandingkan pada ajang olimpiade dan tetap ada sampai sekarang.
Sejarah Masuknya Anggar di Indonesia
Sejarah anggar di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada saat itu, Belanda mewajibkan kepada setiap tentara Hindia Belanda untuk bisa berkelahi dengan memakai pedang termasuk anggar. Anggar sendiri hanya dipelajari oleh kalangan militer.
Sekolah yang mengajarkan anggar di Indonesia yaitu Sekolah Olahraga Militer yang berlokasi di Bandung dan Magelang. Pelatihan tersebut dilakukan selama 1 tahun dan menghasilkan banyak tokoh pemain anggar Indonesia seperti Dr. Singgih Suparman, Maryono, Atmo Suwiryo, dan masih banyak lagi.
Memasuki tahun 1948, anggar pertama kali didemonstrasikan pada ajang Pekan Olahraga Nasional I atau PON I oleh tokoh militer anggar Indonesia. Kemudian pada tahun 1951 tepatnya pada ajang PON II, resmi diadakan ajang pertandingan anggar.
Dari situlah kemudian pertandingan anggar terus diikutkan pada setiap ajang PON. Adapun lembaga yang menaungi anggar di Indonesia yaitu IKASI atau Ikatan Anggar Seluruh Indonesia.
Aturan Permainan Olahraga Anggar
Pakaian yang dikenakan oleh pemain anggar terbuat dari bahan yang tebal untuk meminimalisir tusukan pedang dari lawan. Adapun bagian-bagian dari pakaian anggar diantaranya terdiri dari masker, jaket berwarna putih dari bahan tebal atau jaket dari metal khusus untuk pemain Epee dan Poli, dan sarung tangan.
Dalam olimpiade, terdapat 3 nomor pertandingan anggar berdasarkan bentuk pedangnya diantaranya yaitu Floret atau foil, Sabel atau saber, dan Degen atau epee. Dalam pertarungan, pemain yang mencapai 15 poin terlebih dahulu yang akan menjadi pemenang.
Itulah informasi seputar sejarah dan aturan permainan olahraga anggar. Tertarik untuk mendalami bela diri satu ini?